Bahasa-bahasa di Afrika Selatan menggambarkan sejarah dan keragaman budaya tidak hanya dari satu negara tetapi benua itu sendiri. Keanekaragaman bahasa yang berbeda-beda namun seringkali berkaitan yang digunakan oleh suku-suku yang berbeda menunjukkan keragaman perkembangan budaya manusia dari waktu ke waktu. Di kemudian hari, Afrika Selatan menjadi perbatasan kolonial bagi penjajah Belanda yang berkuasa saat itu. Pemukim, misionaris, pedagang dan sejenisnya membawa pengaruhnya masing-masing ke wilayah tersebut. Mereka tidak hanya membawa bahasa mereka sendiri tetapi juga membantu mendokumentasikan bahasa lisan di kawasan Afrika Selatan.
Bangsa multibahasa
Bahasa asli Afrika Selatan termasuk dalam cabang bahasa Bantu dari filum bahasa Niger-Kongo di Afrika. Afrika Selatan secara resmi mengakui 11 bahasa resmi dan tambahan 9 bahasa “nasional”. Dari 11 bahasa resmi, 9 bahasa Bantu dan 2 bahasa Indo-Eropa – Afrikaans dan Inggris. Meskipun banyak bahasa Bantu yang berkerabat, tidak semuanya dapat dibedakan.
IsiZulu dan isiXhosa
Dua bahasa yang paling umum digunakan dan tersebar luas di Afrika Selatan adalah Zulu (atau isiZulu, isi- menjadi awalan yang berarti “bahasa” dalam bahasa ibu) dan Xhosa (atau isiXhosa). Kedua bahasa tersebut merupakan bagian dari cabang bahasa Bantu Nguni dan lebih umum digunakan di provinsi tenggara Afrika Selatan. Dari keduanya, isiZulu adalah bahasa yang lebih populer, digunakan oleh setidaknya 24% penduduk Afrika Selatan. IsiXhosa lebih umum digunakan di wilayah pesisir timur. Penutur asli isiZulu dan isiXhosa sebagian besar akan memahami satu sama lain dan bahasa Nguni lainnya. Mereka juga meminjam dari bahasa Afrikaans dan Inggris di zaman modern.
Afrikanas
Bahasa Afrikaans merupakan bahasa yang dikembangkan dari dialek Holland Selatan. Sejarahnya berasal dari pemukim Protestan Belanda di Afrika Selatan. Ini adalah bahasa yang umum digunakan di sepertiga bagian barat Afrika Selatan dan wilayah tetangga Namibia. Penutur asli bahasa Afrikaans dan Belanda harus bisa memahami satu sama lain. Bahasa ini juga sangat mirip dengan beberapa dialek dan bahasa Jermanik.
Sotho Utara
Bahasa keempat yang paling banyak digunakan di Afrika Selatan adalah Sotho Utara. Ia juga dikenal sebagai Sepedi. Jangan bingung dengan Sotho, meskipun keduanya merupakan bahasa terkait yang termasuk dalam cabang Bantu Sotho-Tswana. Penutur asli sebagian besar ditemukan di provinsi-provinsi utara Afrika Selatan yang lebih pedalaman. Mirip dengan bahasa Nguni, penutur Sotho-Tswana biasanya saling memahami.
Jangan tersesat dalam terjemahan
Karena keragaman bahasa di Afrika Selatan – baik bahasa resmi maupun non-resmi – pemerintah telah mengamanatkan agar semua bahasa diperlakukan sama dan digunakan dengan tepat tergantung pada keadaan. Komunikasi yang efektif di negara multibahasa akan memerlukan sumber daya untuk penerjemahan antarbahasa, baik yang berkaitan maupun tidak. Hal ini juga memerlukan sumber daya yang memungkinkan masyarakat untuk belajar dan mengenal bahasa resmi non-pribumi lainnya. Sumber daya online untuk penerjemahan dan pembelajaran bahasa resmi Afrika Selatan terbukti menjadi alat yang sangat berguna untuk komunikasi yang efektif.