Di era pra-internet, pengembangan literasi dan inisiatif pembelajaran seumur hidup terutama didorong oleh perpustakaan komunitas. Pembaca dengan berbagai karakteristik demografi mengunjungi perpustakaan komunitas secara teratur untuk membaca buku, mendiskusikan ide, dan terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama. Namun, perpustakaan komunitas menghadapi ancaman eksistensial di era digital.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan yang konsisten dalam jumlah rata-rata kunjungan perpustakaan per individu per tahun. Pembaca modern lebih suka mengakses perpustakaan digital daripada mengunjungi perpustakaan komunitas. Tidak seperti perpustakaan komunitas, perpustakaan digital memungkinkan pengguna untuk mengakses sumber daya dalam berbagai format – audio, video, eBook, dan jurnal.
Selain itu, pengguna dapat mengakses perpustakaan digital 24/7 menggunakan komputer desktop, laptop, ponsel pintar, atau tablet. Perpustakaan komunitas menghilangkan ancaman eksistensial dengan mengadopsi transformasi digital. Para ahli strategi mempopulerkan perpustakaan komunitas dengan memanfaatkan teknologi digital. Kami membahas beberapa ide dan strategi yang diterapkan para pengambil keputusan untuk mendigitalkan perpustakaan komunitas dengan sukses.
9 Ide atau Taktik untuk Digitalisasi Perpustakaan Komunitas Secara Sukses
1. Implementasi Perangkat Lunak Perpustakaan Digital
Para ahli strategi mengurangi waktu dan biaya digitalisasi perpustakaan komunitas dengan menerapkan perangkat lunak perpustakaan digital yang tangguh. Perpustakaan daring dikembangkan sebagai gudang konten siap pakai. Oleh karena itu, perpustakaan komunitas dapat memungkinkan pembaca mengakses konten digital dari penerbit terkemuka dan penulis terkemuka.
Selain itu, pembaca dapat menikmati konten digital dalam berbagai format – eBook, audio, video, jurnal, dan simulasi – dengan mengakses perangkat lunak di komputer atau perangkat seluler. Perangkat lunak berbasis cloud ini semakin mendorong digitalisasi perpustakaan komunitas tanpa meningkatkan biaya awal dan biaya berulang.
2. Digitalisasi Sumber Daya Perpustakaan yang Ada
Seringkali perpustakaan komunitas menonjol dengan menyediakan buku-buku langka dan piringan hitam. Saat mendigitalkan perpustakaan komunitas, para ahli strategi memastikan bahwa pembaca dapat mengakses buku-buku langka tanpa harus mengunjungi perpustakaan secara langsung. Mereka mendigitalkan sumber daya fisik yang membuat perpustakaan komunitas populer di kalangan pembaca dan peneliti.
Namun, mereka merasa sulit untuk mendigitalkan sumber daya fisik secara penuh karena keterbatasan biaya dan sumber daya. Para ahli strategi mengatasi kendala tersebut dengan memprioritaskan buku cetak, rekaman, dan kaset untuk didigitalkan. Selain itu, mereka mengabaikan sumber daya yang sudah tersedia di Internet.
3. Digitalisasi Katalog Perpustakaan
Saat mengunjungi perpustakaan komunitas, pengguna menggunakan katalog sebagai mesin pencari offline. Mereka merujuk ke katalog perpustakaan untuk menemukan sumber daya yang relevan. Katalog membantu pengunjung membaca buku-buku yang relevan dengan menampilkan informasi penting seperti subjek, topik, judul, dan penulis.
Para ahli strategi menyederhanakan pencarian informasi daring dengan mendigitalkan katalog perpustakaan. Mereka juga mempopulerkan katalog perpustakaan digital dengan membagikan informasi tambahan seperti deskripsi dan ringkasan. Selain itu, mereka menjaga agar perpustakaan komunitas yang didigitalkan tetap dapat dicari dengan mengoptimalkan informasi untuk mesin pencari utama.
4. Mempercepat Pencarian Informasi
Teknologi AI generatif telah mempersonalisasi cara pengguna generasi baru menemukan informasi dan menjawab pertanyaan. Pembaca modern lebih menyukai perpustakaan digital yang memungkinkan mereka menemukan informasi yang relevan dengan cepat dan mudah. Ahli strategi menyederhanakan dan mempercepat pencarian informasi dengan menerapkan perangkat lunak perpustakaan digital yang tepat.
Mereka menggunakan antarmuka pencarian yang intuitif sebagai kriteria utama saat membandingkan perangkat lunak perpustakaan digital terkemuka. Selain itu, mereka memprioritaskan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna mengakses konten dalam format dan bahasa yang disukai dengan melengkapi antarmuka pencarian dengan filter pencarian.
5. Berikan Rekomendasi Buku
Saat mengunjungi perpustakaan komunitas, pembaca mengakses beberapa buku cetak berdasarkan minat dan preferensi mereka. Pustakawan membuat mereka tetap tertarik dengan merekomendasikan buku dan sumber daya perpustakaan lainnya untuk topik atau subjek tertentu. Saat mendigitalkan perpustakaan komunitas, para ahli strategi membuat pembaca tetap tertarik dengan memberikan rekomendasi buku.
Mereka memilih perangkat lunak perpustakaan digital yang didukung AI untuk merekomendasikan konten yang paling relevan bagi para pembaca. Perangkat lunak perpustakaan digital tersebut memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi kepada setiap pembaca berdasarkan minat, kebutuhan, dan preferensi mereka. Rekomendasi yang didukung AI tersebut membuat para pembaca tetap terlibat dengan mendorong mereka untuk mengakses sumber daya tambahan.
6. Bagikan Konten yang Dikurasi
Pembaca generasi baru mempelajari suatu topik secara mendalam dengan memahami berbagai perspektif dan sudut pandang. Oleh karena itu, mereka lebih memilih konten kepemimpinan pemikiran untuk menghindari membaca banyak artikel dan blog. Sambil mendigitalkan perpustakaan komunitas, para ahli strategi memungkinkan pembaca untuk mengakses konten kepemimpinan pemikiran dengan mengkurasi informasi dari berbagai sumber.
Perangkat lunak perpustakaan digital zaman baru membantu mereka berbagi konten kepemimpinan pemikiran dengan para pembaca dengan mengumpulkan informasi dari sumber internal dan eksternal. Mereka selanjutnya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menyusun konten yang dibuat dan dibagikan oleh para ahli di bidangnya.
7. Menggelar Acara Perpustakaan Virtual
Sebelum adopsi teknologi digital, perpustakaan komunitas berperan sebagai pusat budaya dan sosial yang penting. Mereka menarik minat pembaca dengan menyelenggarakan acara-acara seperti sesi membaca buku dan bertemu dengan penulis. Setelah mendigitalkan perpustakaan umum, para ahli strategi meningkatkan popularitasnya dengan menyelenggarakan berbagai acara perpustakaan secara virtual.
Misalnya, mereka menciptakan peluang bagi pembaca untuk berinteraksi dengan penulis dengan menyelenggarakan acara penulis virtual. Demikian pula, mereka memungkinkan anggota untuk berbagi dan mendiskusikan ide dengan membuat forum diskusi daring. Komunitas yang aktif memberikan kontribusi besar terhadap memopulerkan perpustakaan komunitas digital.
8. Mempromosikan Layanan Perpustakaan
Selain mendigitalkan perpustakaan komunitas, para ahli strategi membuat masyarakat sadar akan inisiatif digitalisasi perpustakaan. Mereka membuat perpustakaan komunitas yang didigitalkan menjadi populer dengan menggunakan saluran pemasaran digital seperti mesin pencari dan media sosial.
Saat mendigitalkan materi perpustakaan, para ahli strategi mengoptimalkan konten sesuai dengan pedoman mesin pencari terkini. Demikian pula, mereka terhubung dengan audiens target menggunakan platform jejaring sosial populer seperti Facebook, X (sebelumnya Twitter), Instagram, dan LinkedIn.
9. Berkolaborasi dengan Perpustakaan Lain
Sebagian besar perpustakaan komunitas saat ini tetap relevan dan populer dengan menjalankan proyek transformasi digital. Mereka berkolaborasi untuk mengurangi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendigitalkan sejumlah besar buku cetak dan sumber daya fisik lainnya.
Kolaborasi ini membantu para pengambil keputusan mendigitalkan hanya bahan pustaka terpilih dan langka. Selain itu, mereka dapat mengesankan para pembaca dengan menyediakan akses ke buku-buku tambahan dan arsip-arsip langka. Namun, para ahli strategi juga mempercepat digitalisasi perpustakaan komunitas dengan bergabung dalam inisiatif-inisiatif seperti Google Books dan Project Gutenberg.
Kesimpulan
Digitalisasi menciptakan peluang bagi perpustakaan komunitas untuk kembali populer dengan cara menarik minat pembaca generasi baru. Saat mendigitalkan perpustakaan komunitas, para ahli strategi harus mempertimbangkan penerapan perangkat lunak perpustakaan digital berbasis cloud. Perangkat lunak perpustakaan daring akan memungkinkan pembaca mengakses sumber daya perpustakaan digital kapan saja dan di mana saja.
Namun, para ahli strategi juga fokus pada digitalisasi sumber daya perpustakaan yang ada. Mereka memungkinkan akses ke sumber daya perpustakaan yang langka dengan memindai materi yang ada. Selain itu, digitalisasi membantu mereka melestarikan sumber daya perpustakaan yang ada untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, para ahli strategi memodernisasi perpustakaan komunitas dengan menerapkan perangkat lunak perpustakaan digital dan mendigitalkan sumber daya perpustakaan yang ada.